Kamis, 27 Juli 2017

Duka Cita - Meninggalnya Beberapa Tokoh di Getaskulon Getasblawong

Sekitar 4 hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 25 Juli 2017 Kyai, Ustad dan Imam tertua di Getaskulon Mbah Abdurrohman telah berpulang kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Meninggalnya Pak Kyai Abdurrohman ini merupakan peringatan yang sangat tajam kepada warga Dukuh Getaskulon pada khususnya dan warga Desa Getasblawong pada umumnya. Peringatan apa? Peringatan bahwa ketika para pemilik ilmu telah wafat, artinya menjadi tugas para penerus untuk mempersiapkan masa depan generasi muda, apakah kita telah siap untuk ditinggalkan?

Terlebih, sebenernya meninggalnya "Pak Dur" juga bukan satu-satunya, seminggu yang lalu, 20 juli 2017, Pak H. Suyuti, seorang aktivis Nahdlatul Ulama, seorang Aktivis Senior di Kepanitiaan Masjid, juga seorang mantan lurah Getasblawong juga telah meninggalkan kita semua.

Tidak cukup 2 orang pemuka tersebut, beberapa waktu lalu ustad Sahmin, seorang ustad muda yang cukup vokal, imam mushola langgar tengah, juga telah meninggalkan kita semua.

2 tahun yang lalu, sekitar bulan agustus 2015 imam mushola langgar tengah, juga aktivis Panitia Kemasjidan dan tokoh masyarakat Getas kulon yang sangat vokal, "Pak Mahsun" juga telah mendahului kita semua.

Bukan perkara meninggal yang kita bahas, karena kita pun toh pada akhirnya akan menyusul beliau-beliau semua. Meninggal merupakan sebuah keniscayaan, yang akan dialami oleh semua makhluk hidup.

Meninggalnya 4 tokoh yang saya sebutkan di atas menjadi pemikiran yang sangat dalam buat kita semua yang punya kepedulian ummat Getasblawong, karena 4 tokoh di atas sangat diakui "perjuangannya", seberat apa perjuangannya, sejauh mana perjuangannya, se-ikhlas apa perjuangannya barangkali hanya Allah yang bisa menilai, akan tetapi yang jelas mereka telah melakukan sebuah upaya yang tampak "untuk ummat".

Sekarang, paska sepeninggalan mereka, ada satu pertanyaan yang perlu kita jawab yaitu

  1. sudah siapkan kita mengganti peran mereka?
  2. jika bahkan belum siap mengganti peran, apakah kita sudah belajar? karena sesungguhnya perlu ilmu untuk melakukan dakwah.
Dua pertanyaan di atas tentu perlu kita jawab di hati kita masing-masing, karena serharusnya kita dapat melakukan yang lebih baik dari ke-4 tokoh di atas, itu yang beliau-beliau ini harapkan, mereka berharap kita bisa menjadi penerus yang lebih baik dari mereka.

Asrofi

Tidak ada komentar: